Jumat, 10 Februari 2017

Rindu Pacarku


Untukmu yang selalu ku temui diam-diam. Entah mengapa Tuhan punya seribu macam cara untuk membuat hatiku bergetar. Dan kamu adalah salah satunya. 11 bulan sejak pertemuan itu, aku selalu berterima kasih pada Tuhan bahwa kau selalu hadir dalam hidupku membawa seribu kebahagiaan.

Dering telepon yang nyaring, suaramu yang berat selalu berhasil membuatku merinding. Tak satupun keinginanku yang tak kau kabulkan. Memasak bersama, bermain hujan, ataupun ayunan. Aku tak pernah berhenti bersyukur atas semua hal yang telah kita lakukan.

Dua hari lalu, gerimis masih membasahi di sepanjang Jalan Pertiwi pukul 11 pagi. Seperti ingatanku tentangmu yang tak kunjung pergi. Aku sesekali memandangi detik waktu yang terus melaju, yang akan membawaku ke tempat yang ku tuju, kamu.

Kamu tau saat itu jalanan sangat padat, semuanya berdesakan ingin cepat sampai ke tempat tujuan. Seperti pikiranku yang saat itu sesak diisi dua orang. Yang ku lakukan ini memang salah, memaksakan kehendak yang bertolak belakang dengan kenyataan.

Saat itu, aku terus memutar-memutar ponsel di tangan kanan, aku sedikit ragu dengan apa akan ku lakukan. Mohon maaf atas janji yang sengaja ku batalkan.

Kau bilang bahwa mudah bagiku untuk membuatmu datang, cukup ucapkan rindu maka kau secepat kilat akan datang.

Sungguh aku sangat ingin mengucapkan rindu. Bahwa aku rindu pacarku dan mulai lelah membohonginya hanya untuk mencuri waktu bersama denganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar