Rabu, 24 September 2014

Happy Birthday, Bapak!


Selamat ulang tahun, laki-laki pertama yang memberiku limpahan kasih sayang...

Selamat ulang tahun, laki-laki pertama yang memarahiku saat aku nakal...

Selamat ulang tahun, laki-laki pertama yang selalu memberiku semangat bahwa mendapatkan nilai jelek dipelajaran matematika bukanlah hal yang sangat buruk...

Selamat ulang tahun, laki-laki pertama yang selalu mengingat hari kelahiranku...

Selamat ulang tahun, laki-laki pertama yang mengejekku bahwa aku kurang cekatan dan teledor... :p

Selamat ulang tahun, laki-laki pertama yang selalu mengingatkanku untuk tidak mengotak-atik jerawat yang ada di pipi...

Selamat ulang tahun, laki-laki pertama yang membelikanku sepatu biru...

Selamat ulang tahun, laki-laki yang selalu mencintai Ibuku...

!! HAPPY BIRTHDAY !!

Happy birthday, Bapak!
Happy birthday, Lelaki Pertamaku!

Ada kebanggaan luar biasa besar karena memiliki sosok panutan sekaligus kesayangan. Ada do'a yang tak pernah putus, sekali pun oleh jarak yang jauh. Ada kecintaan paling utama, untuk Bapak yang terhebat di dunia.

Bagaimana caranya membalas ketulusan?

Untuk setiap detik perhatian dan barisan kalimat bijaksana yang selalu ku dapatkan.

Ketika canda halus dan kemarahan kecil selalu menjadi kenangan yang tak pernah dilupakan orang-orang, aku mengerti bahwa keikhlasan adalah segalanya. Aku mengerti arti ketulusan yang tak terbalaskan.

Selamat ulang tahun, Bapak kesayangan kami semua.

Limpahan do'a yang berawal "Semoga" Insya Allah selalu dipanjatkan oleh keluarga kecil kita, dan dari siapa pun di luar sana, sebagai bentuk balasan ketulusan.
Keimanan, kebaikan, kesehatan, keselamatan, kelengkapan harapan dan kebahagiaan semoga selalu menjaga jalan kehidupanmu, selamanya...
Tentang kasih sayang yang terkadang tak perlu ditunjukan dengan segara, tapi selalu kami rasakan. Kami tahu, kasihmu tak akan menua bersama senja.

Semoga kebahagiaan ini selalu ada, selamanya :')






Minggu, 14 September 2014

Planning of School Plant [ A Summary Report ]

LULU EKADINI ( 0203513036 )
Module 2 | Unit 4 | Planning of School Plant
Educational Management and Supervision
Monday 7 a.m


PLANNING OF SCHOOL PLANT

There are so many requirements to build a new school, it includes planning a school plant. When we want to build a new school we have to do the process of identifying, selecting, and acquiring a suitable site for the school to be located, set up appropriate physical structure that will assist in achieving the educational goals. The school plant planning process involves citing, construction, and also provision of recreation spaces for the achievement of educational goals.

There are some stages involved in the provision of school plant, and the stages can be in this form of a model:

 

Each of those stages has its particular characteristics and requires specialists from the ministry of education, school architects, educational consultants, accountants, and the engineers. The model also shows the interrelationship of the stages involved in the procurement of school buildings.

On the school site, there are five major spaces to enable it carry on the effective activities of teaching and learning. They are instructional spaces, administrative spaces, circulation spaces, spaces for convenience, and accessories.

Here, there are also several challenges that militates against proper maintenance of school plant. Among the challenges, they are:

ï Finansial Constraints
This very common problem  is the primary and  secondary schools. The  head  at  these   levels  of  education  are  starved  by  the  controlling  and regulatory body with fund  to maintain school plant.

ï Misuse of School Physical Facilities
This  is often common with  the way both  the  students and  staff make  use  of  the  toilets,  lecture  rooms,  libraries,  furniture,  fittings,  and other school facilities.

ï Mismanagement of Maintenance Funds and Materials
School  administrators  in Nigeria mostly  do  not  spend  the  allocation  for maintenance  appropriately.  Money  allocated  for  maintenance  is  either used for personal purposes or on things other than maintenance.

ï Lack of Dedication on the Part of Custodians
The custodians are those  in  charge  of  the maintenance  of  the  physical  The  custodians  are facilities in the school. The attitude of the custodians to work is very poor. Some   of   them   are   absent   from  work  without   reasons.   They   lack maintenance  culture.

With the present economic situation, the school administrators are not sure of the amount of  money  to  be  received  from  the  government  as  imprest  or  for  maintenance.  The following  strategies  could  be  adopted  to  deal  with  the  challenges  of  school  plant maintenance:

¡ Community   Participation
The community  needs  must   have  been  considered  and  given  priority  at  the initial  plant  planning  for   the   school.

¡ Creation of Awareness
The government at  local, state and federal levels, educational administrators,   curriculum   planners   should  embark   on enlightenment campaign through the media on the need to properly use and maintain the school plants.

¡ Setting up of Special Committees
These committees should be set up by the  school  administrators  at  the  beginning  of  the  term.

¡ Regular School  Inspection/Supervision
Regular  school  inspection  by the  school  head  or  ministry  of  education  will  assist  in  detecting  the problems on any of the school plant which if necessary action are taken to remedy them  early will prevent total breakdown of the school plant.

¡ Provision of Adequate Funds
Government/Supervisory agencies should make available to the institutional   administrators  adequate   funds   to maintain  school  plant   in  schools.

School buildings are designed to meet the educational program requirements and to satisfy both the physical and emotional needs of both the teachers  and  learners. For  this  reason,  and  many  more,  school  building  should  be considered   and  planned   effectively   to   allow   for   effective   teaching  and learning. However,  there  are  also   some  challenges militating against school plant maintenance.

Jumat, 05 September 2014

Hujan Awal September


"Kamu sampe rumah jam berapa?"

"Sebentar lagi... Ini hari Kamis, hujan deras. Tau kan padatnya seperti apa?"

"Okay, aku tunggu. Aku sudah panaskan makan malamnya."

"Sabar ya, aku segera datang."

Kuletakkan ponselku tak jauh dari meja makan. Sudah hampir tiga jam aku menunggu suamiku pulang. Hari ini kubuatkan makan malam kesukaannya. Malam ini adalah perayaan hari jadi pernikahan yang keempat.

Sesekali kuperhatikan gerak jarum jam, mondar mandir dari ruang makan ke ruang tengah. Gusar sekali aku dibuatnya.

Rumah kami hanya terisi dua kepala. Tak ada tangis bayi atau gelak tawa balita. Hanya kami berdua. Tapi suamiku tak sekalipun mengeluh. Ia tak pernah bersedih atas kehendak Tuhan bahwa rahimku tak bisa memberinya keturunan. Kami berbahagi, walau hanya berdua.

"Sayang... tidurlah dulu, tak usah menungguku. Biarlah makan malammu dingin, asal tubuhmu tidak. Pasanglah sendiri selimutmu. Maaf malam ini kamu harus melakukannya sendiri bukan dengan tanganku. Aku takut tidak bisa sampai rumah tepat waktu. Tubuhku belum sampai, tapi hatiku sedang memelukmu sangat dalam. Selamat hari jadi yang keempat. Bahagialah selalu, karena kamu kucintai selamanya."

Pesan itu sampai di ponselku, menangisku dibuatnya. Bagaimana suamiku bisa mengetik pesan seindah ini.
Kepalaku batum masih kutunggu kedatangannya.

Sesekali menguap, memerhatikan jarum jam lagi, lagi... dan lagi.
Rupanya kantuk tak kunjung datang.


"....You know I can't smile without you,
I can't smile without you
I can't laugh and I can't sing
I'm finding it hard to do anything...."


Ponselku berbunyi,
Saat itu pukul 02.30. Cukup lama aku tertidur rupanya.
Hmmm, nomor penelpon tak kukenal. Tapi kuberanikan diri menerimanya.

"Assalammu'alaikum. Halo.. Siapa ini?"
"Wa"alaikumsalam. Benar ini dengan Ibu Aisyah, istri Bapak Yusuf?"

Tak kuasa aku mendengarkan suara disebrang sana.
Telepon itu dari Rumah Sakit Sultan Agung, tak jauh dari rumah kami.
Katanya suamiku ditemukan tewas di tempat, seketika saat ada truk dari arah berlawanan menabrak mobilnya. 

Suamiku yang paling kutunggu kedatangannya.
Suamiku akan duduk berdua menikmati masakanku.
Suamiku yang mencintaiku selamanya, bahkan kuyakin sampai ajal menjemputnya.

Tangisku pecah, lebih keras dari hujan yang jatuh di teras rumah.
Hujan di awal September ini begitu deras,
tapi jauh lebih deras lagi di sini, di hatiku.


Selasa, 02 September 2014

Untitled


Sisa hujan masih melekat basah di sepanjang Siliwangi.
Seperti lekang ingatan tentang mantan kekasih yang tak kunjung usai.
Aku sesekali memandangi argo taksi yang terus memacu.
Masih lumayan jauh dari tempat yang akan ku tuju.

Jalanan padat, kendaraan berdesakan saling ingin cepat sampai ke tempat tujuan.
Seperti pikiranku yang sesak diisi dua orang.
Memang bukan hal baik, memaksakan keinginan yang bertolak belakang dengan kenyataan.

Aku memutar-mutar ponsel di tangan kanan.
Rasanya cukup ragu dengan apa yang akan kulakukan.

"Bisa ke Mall Ciputra satu jam dari sekarang?"

"Emang pacarmu kemana?"

"Bisakah ndak usah bertanya?"

"Tinggal bilang aja kalau kamu rindu, nanti aku akan ke sana."

"Ada yang pengen aku omongin..."

"Tentang?"

"Aku rindu pacarku dan mulai lelah membohonginya hanya untuk mencuri waktu bersama denganmu..."

"....."