Sabtu, 12 September 2015

We Broke UP


"Haaah? Putus? Seriusan kalian putus?"
"Iya. Putus for something better."
"Hhhh, nggak nyangka ih! Laki-laki emang bener ya! Bikin sakit doang bisanya. Something better apa'an. Cih!"
"Udah... I'm totally okay kok. Kaget awalnya doang, sekarang aku uda paham..."
"Paham? Maksudnya...?"

Airin, salah satu sahabatku sepertinya sudah jenuh dengan tingkah polah laki-laki yang sering menyakiti wanita. Of course, she did! Dia adalah salah satu wanita yang menjadi saksi bagaimana beberapa laki-laki bertingkah laku seenaknya dan membuat sakit hati wanitanya. Dia yang lebih sering marah ketika ada wanita yang diterlantarkan oleh lelakinya. Dia, a good listener dan a problem solver minded banget, itu yang bikin kita-kita nyaman ada di dekatnya dan cerita apa aja. 'Aku sih mending stay single aja deh ya, daripada nantinya sering tersakiti. Sudah cukup airmataku yang ikut mengalir gara-gara kalian.' ulasnya. Haha, dasar Airin.

Dan yeah, she's Airin, the most shocked girl bout why me and Kahfi broke up our ten years relationship. But, seriously, we broke up for good. Kahfi adalah seorang laki-laki baik yang aku pacari kurang lebih 10 tahun ini. Sebulan setelah peringatan 10 tahun hubungan kita, dia memutuskan untuk mengakhirinya. For the first time I heard the sentence "Let's broke up" from him, and I'm just like... yaudah mau gimana lagi, aku bisa apa. Sudah setahun ini, setelah Ramadhan tahun lalu, Kahfi dapet hidayah dari Tuhan. Dia jadi mempelajari agamanya lebih dalam, dan lebih dekat denganNya. He did experience all that all the things got easier when he's closer to God. It's good awalnya, tapi tidak untuk hubunganku dengan Kahfi.

Selama setahun ini, sikap Kahfi sudah berubah, total. Karena dia (sudah) sangat menjaga wudhunya, secara otomatis kita sudah tidak bersentuhan lagi. Berjabat tangan pun tidak. Ouch, it hurt me a lot at the beginning. Aku belum sepenuhnya mengerti. Dan, yang paling parah, dia mulai banyak mengkritik. Cerewet (he used to be a cool guy). Mulai dari sholatku (ini bagus). Dia sangat sangat menganjurkanku untuk sholat tidak hanya 5 waktu tapi juga tepat waktu. Mungkin karena setan dalam diriku ini banyak, jadi aku justru sedikit terganggu dan terkekang. Dia juga sudah mulai menggunakan ayat Qur'an dan Hadist ketika berbicara. Apapun topik yang sedang kita bicarakan, pasti satu atau dua ayat Qur'an. It drive me crazy, karena jelas aku kalah telak.

Tentang makan, dia sudah mulai menasehati tentang cara makanku. Cara makan yang baik adalah dengan cara berdoa terlebih dahulu, lalu memakan makanan dengan penuh syukur dan nikmat. Bagaimana nasi dan sayur mayur ini berasal, bagaimana mereka diolah, kita harus bersyukur karena kita bisa mendapatkannya dengan lebih mudah (sekarang). Dan, makan itu baiknya tidak disambi dengan melakukan hal lain seperti mainan gadge, berbicara, etc. Kalau makan ya makan, setelah selesei makan baru mainan gadget atau ngobrol. Itu semua dilakukan agar tidak mengurangi rasa syukur kita pada makanan. OH MY, IT'S HARD!

Next, hanging out with friends often, laughing out loud, sedikit demi sedikit harus aku kurangi jika itu hanya akan menambah pundi-pundi dosaku. Kahfi sangat paham bagaimana aku kalau sudah ngumpul sama temen-temen. Ya ngomongin oranglah, sholatnya molorlah, atau tertawa terbahak-bahak. Untuk apa jalan-jalan ke Mall kalau sholatnya jadi telat. Untuk apa piknik jauh-jauh kalau sampe lupa sholat, etc etc. Untuk semua kegiatan yang akan ku lakukan, harus dipikirkan segi baik dan buruknya. Kalau banyak mendatangkan kebaikan, lanjutkan. Kalau banyak buruknya, semua pilihan ditanganmu, jelas Kahfi. Hmmm, I'm about to cry. Karena semua itu benar.

Belum lagi tentang membaca Al-Qur'an. Dia menyarankanku untuk rutin membaca Al-Qur'an (beserta artinya juga mengamalkannya), karena Al-Qur'an nanti yang akan menolongku saat di akhirat kelak (selain amal ibadah dan doa-doa). Dan tentang memakai pakaian yang tidak ketat, jangan minum sambil berdiri, menjaga wudhu, etc, etc. Ouch, semua itu sungguh membuatku kesal karena semua yang dikatakannya itu benar, dan aku belum sampai pada level itu. It needs process, cuz those things are truly not easy. My lips kept sealed. Aku enggak protes, aku coba untuk mengerti dia, dia, dia, dan dia. Because I love him, and I think I need to change the way I love him. It isn't asking "udah makan belum?" "lagi dimana, sama siapa, lagi ngapain?" anymore, but it has to be fulfilling whatever he wants me to do.

Why?

Sehari setelah Kahfi ngomong kalau kita berdua udah nggak pacaran, aku memikirkan semuanya. Merenungkan semuanya. Apakah ini benar-benar terbaik untuk kita? Apakah semua ini untuk kebahagiaan kita berdua?

Aku selalu berfikir bahwa aku akan memenuhi semua permintaan dan kata-kata Kahfi karena aku ingin dia senang, bahagia, dan bangga that I am his girl. But then, semula yang aku pikirkan hanya untuk Kahfi, Kahfi lagi, dan Kahfi terus, sekarang semuanya berbalik. Kahfi melakukan itu semua semata hanya untuk aku, aku, dan kebaikanku. Dia menggiringku menjadi wanita yang lebih baik agar kelak kita bisa mencapai kebahagiaan yang hakiki. Dia mengajakku untuk lebih dekat dengan Tuhan, agar hidupku berjalan lebih mudah. Semuanya hanya untukku, dan tentu saja melalui campur tanganNya.

Just because he broke you up doesn't mean he didn't love you.
Just because he broke you up doesn't mean he will stop caring you.
Just because he broke you up doesn't mean you are allowed to meet another guy.
Just because he broke you up doesn't mean the world is over.
Setidaknya ini berlaku untukku dan Kahfi...

Setelah dua bulan kita broke up, Kahfi justru semakin care. Semakin sering membawakanku kue, semakin ingin tau kegiatanku apa aja, semakin support semua kegiatan-kegiatan baik yang aku lakukan. Eventho I can't hug him anymore or hold his hands, it doesn't matter. It's for our goodness.We broke UP to make our God Almighty UP there happy. Still, we keep setting UP our brighter future (together). The goal is only one, Jannah. Meeting in Jannah together with all family and friends is all the matter.

Kahfi, I don't know what to say but thank you very much. Thank you for leading me to be a better muslimah. I promise I'll do my best. You know, it needs process. But no matter how little, process is still a process, I just need to keep it UP!

Yang terpenting sekarang adalah aku udah nggak perlu drama jelly jelly jealous lagi. Sama aku aja dia udah nggak berjabat tangan, apalagi sama wanita lain. We didn't break UP, but we make the good things UP!

Ya kurang lebihnya aku sama Kahfi begitu, rin...

Rin...

AIRIIIIINNNNNNNNN.... !!! KAMU TIDUUUURRR????!!!
IIIIHHHH KESEEEEELLL....


ZZzzzzZZzzzzzZZZZZzzzzz.....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar