Minggu, 06 September 2015

Klenteng Sam Poo Kong Semarang


Assalammu'alaikum...

Halo Halo Hola!
This is my very first time to post my traveling journey. Hehe, sebenernya saya juga nggak terlalu sering traveling sih, cuma karena lagi pengen cerita aja, jadi saya post. Saya post, karena pengen cerita. Saya pengen cerita, jadi saya ngepost.Yaudah gitu pokoknya ya :D

So, let's start from the nearest place! Klenteng Sam Poo Kong Semarang !


Klenteng Sam Poo Kong ini letaknya deket banget sama rumah simbah putri saya. Kalau kita naik motor/mobil, nggak lebih dari 10 menit juga udah sampe tempatnya. Terhitung sudah 3 kali saya berkunjung ke tempat itu, dan masih pengen ke sana lagi. Haha, kenapa? Karena, saya suka warna kuning + merah (hehe ini nggak jelas banget). Kedua, saya suka tempatnya dan cerita dibalik Sam Poo Kong. Ketiga, karena kamu ngajakin, jadi saya mah ayo aja (MAKIN NGGAK JELAS). :D

Tahun 2015 ini saya belum maen ke sana lagi, karena emang belom ada yang ngajakin dan belom ada temen yang asik diajak ke sana. Tapi sudah saya masukan ke wishlist 2015 kok, jadi tinggal berdoa aja semoga terlaksana. Aamiin. 

Let's Xplore then! :)

Tentang Sam Poo Kong

Sejarah berdirinya Sam Poo Kong tak lepas dari sosok Laksamana Tiongkok bernama Zheng He ( nama gaulnya Laksamana Cheng Ho ). Menurut cerita, Laksamana Cheng Ho sedang melakukan perjalanan jauh dari China. Perjalanan itu panjang dan melelahkan, jadi stamina si awak-awak kapal banyak yang menurun, bahkan ada yang jatuh sakit. Nah, singgahlah Laksamana Cheng Ho dkk. ke desa Simongan, Semarang. Karena nyaman, ia memutuskan untuk menetap sementara di tempat tersebut.

Patung Laksamana Cheng Ho
Dan wow, siapa yang nyangka bahwa keputusan Laksamana Cheng Ho bakal membawa sejarah baru di Semarang. Banyak awak kapalnya yang menikah dengan warga setempat dan menetap di Simongan (nggak heran kalau sekarang daerah Simongan banyak warga keturunan Tiongkok :D). Dan karena setelah mendarat Laksamana Cheng Ho membangun masjid di tepi pantai (iya, dulu Simongan itu deket pantai), eh perkembangannya sekarang justru menjadi sebuah klenteng yang bernama Klenteng Sam Poo Kong.


Menurut inskripsi di Klenteng Sam Poo Kong yang ditulis dalam tiga bahasa, Inggris, China, dan Indonesia, tercatat Laksamana Cheng Ho sudah dua kali datang ke Simongan, Semarang, yaitu pada tahun 1406 dan 1416 M.

Ada relief tentang perjalanan Laksamana Cheng Ho juga lho
Inskripsi berbahasa Inggris
once upon a time...
I really thank to Laksamana Cheng Ho. Karena beliau, saya jadi bisa menikmati bangunan bergaya China tanpa harus terbang ke sana. Sejauh ini, klenteng Sam Poo Kong adalah klenteng terluas yang pernah saya kunjungi, ehehehe. 

Anyway, ada beberapa bangunan yang berdiri di Klenteng Sam Poo Kong. Pertama adalah Gua Batu yang dulunya menjadi tempat Laksamana Cheng Ho melakukan ibadah sholat. Selain Gua Batu, berdiri juga beberapa bangunan lain seperti bangunan pemujaan utama Klenteng Besar, Klenteng Tho Tee Kong, dan altar makam orang-orang kepercayaan Laksamana Cheng Ho.

Pemberian nama bangungan makam-makam itu juga cukup unik, karena berdasarkan pada benda yang berasal dari kapal. Contohnya Kyai Cundrik Bumi yang merupakan tempat segala macam persenjataan untuk awak kapal. Kyai/Nyai Tumpeng yang menyangkut urusan makanan di kapal, dan Kyai Djangkar yang merupakan tempat meletakkan jangkar kapal.



Altar Makam Kyai Djangkar
Altar arwah Hoo Ping adalah arwah para pelaut dan pembantu Cheng Ho yang gugur pada saat bertugas.

Altar Makam Arwah Hoo Ping
Altar Makam Nabi Khong Hoe Tjoe
Pengunjung yang sedang berdoa (maaf ya kak, saya jepret tanpa ijin :( )
Selain berziarah dan berdoa, pengunjung bisa juga lho melakukan ritual Ciam Si. Itu lho, seperti ramalan yang bisa melihat masa depan kita. Saya sih enggak percaya yang begituan, tapi kalau mau coba buat having fun juga seru itu. Kata mbaknya penjaga tiket Klenteng Utama, kalau pengen nyoba ritual Ciam Si harus diniatin dulu dari rumah, kalau nggak, nggak bisa. Haha, tau deh itu bener apa nggak.

Ritual Ciam Si? Caranya? Hmmm...
Buat yang percaya/just for fun, ritual Ciam Si ini bisa dilakukan dengan membakar dupa di gua batu terus kita ngelempar kepingan semacam koin di depan altar sembahyang. Kalau hasil lemparan kita salah satu kepingnya kebuka dan satunya nutup, itu dipercaya kalau kita bakal dapet hoki. Hihi.


Cara lain juga ada, pake bambu. Jadi pengunjung melempar beberapa bambu secara acak, terus kalau ada batang bambu yang jatuh di hadapan altar sembahyang, batang bambu itu diserahkan ke juru kunci yang ada di sana. Lalu, juru kunci mengambil kertas yang sudah dinomori 1 sampai 28. Nomor yang diambil disesuaikan sama batang bambu yang jatuh. Nah, nomor tadi isinya syair-syair gitu, yang maknanya diterjemahkan oleh sang juru kunci. Syair-syair tadi adalah gambaran bagaimana peruntungan nasib kita di masa datang.

my first time coming here (2013)
Oh iya, di sana juga bisa sewa pakaian pendekar dan putri Tionghoa lho, tapi kurang tau deh biayanya berapa. Yang jelas biaya masuk Klenteng Sam Poo Kong murah banget, 3000 rupiah kayaknya. Kalau sekarang dolar naik, ya paling jadi 5000 rupiah. Untuk masuk ke Klenteng Utama tiketnya 20.000 rupiah doang dan kita sudah bisa melihat bukti sejarah yang kece. Hehe.


Gimana, masih ragu buat nikmatin salah satu cagar budaya di Kota Semarang ini? 
Sssst, kabarnya kalau malem viewnya makin bagus, hihihi.
Langsung cuss aja ke Klenteng Sam Poo Kong Jalan Simongan Raya no. 129 Semarang Jawa Tengah

More photos (scroll down, hehehe)

my family outing - 2nd time coming (2014)

even I took picture in the same spot (1)
same spot (2) - 3rd time coming

my 3rd time coming here is with this buddy

me, panda, and yellow red
Now, waiting for the next visiting, uyey!

Wassalammu'alaikum wr. wb....





2 komentar:

  1. Yuukkk kesitu, guide me !! Hahah tgl 19 aku mau eksploring semarang

    BalasHapus
  2. Siap jeng. Inshaa Allah aku tanggal segitu di Semarang :D

    BalasHapus