Kamis, 03 Mei 2018

Melahirkan Itu Nggak Sakit - Birth Story


( lulululicious' version )

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Halo semuanya, apa kabar? Semoga sehat dan bahagia selalu ya!

Setelah sekian lama nangkring di draft, akhirnya launching juga.

Ini adalah pengalaman yang sungguh nikmat tiada dua. Nggak cukup kata-kata untuk mengungkapkan rasa syukur saya karna telah melewati ini dengan cukup mudah ( dan kuat ).

Hari Perkiraan Lahir (HPL) saya adalah 10 Februari 2018. Seperti yang sudah saya ceritakan di cerita kehamilan saya, bahwa mulai usia kandungan 27weeks atau dua bulan sebelum melahirkan, saya sudah rajin ikut kelas prenatal gentle yoga, mempelajari ( dan mempraktekkan ) beberapa gerakan yang mempermudah proses melahirkan, dan juga ikut beberapa kelas hypnobirthing. Semua itu saya lakukan karena saya ingin melahirkan dengan mudah, tidak sakit, dan tidak penuh drama.

Hahaha! Melahirkan nggak sakit? Apa iya?

Saya jawab, “IYA!”


SABTU, 02 FEBRUARI 2018

Semingggu sebelum HPL udah mulai galau, karena beberapa teman lahiran sebelum HPL (harusnya nggak boleh gini haha ). Ngomonglah saya ke jabang baby ( JB a.k.a JeiBi ),

“Jeibi, kamu mau keluar kapan nak? Keluar pas hari libur aja ya nak, biar yang nungguin banyak...”

“Nak, nanti lahir yang mudah ya nak. Yang alami. Kita kerjasama bareng...”

“Yang sehat ya nak. Selamat, sempurna, sholeh/sholehah, qurrota a’yun, baik hati dan tutur kata. Jangan jadi kayak Ibu...”

Begitulah setiap hari saya ngomong ke Jeibi sedari dia umur 4 bulan di kandungan. Tapi belum ada tanda-tanda juga. Yauda sabar aja, dan tetap terus memberdayakan diri.

Alhamdulillah kondisi Jeibi dan saya selalu sehat dan baik-baik saja. Tidak pernah ada masalah apapun kecuali hal-hal yang wajar terjadi saat seorang perempuan sedang mengandung. Saya hampir tidak pernah jalan kaki ( pagi maupun sore ), karena males bangun pagi ( haha ini adala alasannya ) tapi tetep ya ngotot yoga seminggu sekali dan sering melakukan gerakan-gerakan yang memudahkan persalinan, seperti di bawah ini:



All pics above I got from @bidankita instagram


Basically, semua gerakan diatas adalah gerakan di kelas yoga yang bisa dipraktekkan dengan mudah di rumah (saat kepala Jeibi sudah di bawah ya). Ditambah lagi dengan naik turun tangga, jongkok-berdiri / ngepel lantai sambil jongkok, dan main gymball. Yang paling seru tuh, main gymball sih. Contoh gerakan pake gymball banyak di youtube. Latihan pake gymball mulai usia kandungan 34weeks dengan catatan posisi kepala Jeibi sudah di bawah.

Ini jelas bukan aku ya, nggak jilbaban gitu kok!
pic source here

Dengan rutin melakukan gerakan diatas, terutama gymball, alhamdulillah saya nggak kena back pain,  kaki nggak bengkak, perut juga nggak sakit karena membawa beban berat, dan kepala Jeibi selalu berada di bawah alias tidak sungsang. Tapiiiii... tak habis sampe disitu, ternyata posisi kepala bayi di bawah aja nggak cukup pemirsa. Jadi untuk membuat persalinan itu mudah dan nggak sakit, kepala Jeibi wajib dibawah dengan posisi anterior atau muka menghadap punggung Ibu.

Bisa dimengerti kan ya, kenapa posisi anterior bikin Jeibi lebih mudah keluar?

Fiuh! Makin rajinlah saya gerak terus kesana kemari ( kecuali jalan kaki :D ) sampai menjelang melahirkan dengan afirmasi positif bahwa kepala Jeibi akan selalu dalam posisi anterior dan segera masuk panggul, ngunci. Ternyata tidak sampai disitu saja pemirsa, agar terhindar dari jahit menjahit (saat lahiran normal), kita harus rajin melakukan pijat perineum ( dipijat oleh suami/perawat ). Tujuan dari pijat perineum ini untuk meningkatkan elastisitas perineum kita agar terhindar dari robekan perineum atau perineum sengaja digunting ( episiotomi ) karena jalan lahir kurang melar. Dan saya memutuskan untuk tidak melakukan itu, geli euy!

Ini hari sabtu 02 Februari cuma mau ngomongin galau belum ada tanda-tanda doang padahal. Kenapa jadi panjang gini :D

Jadi, melahirkan itu sakit nggak?

Jawabku. “NGGAK!”

KAMIS - JUMAT, 08-09 FEBRUARI 2018

Kamis siang saya sudah merasakan sakit nyeri banget (re: nikmat) di perut bagian bawah, seperti nyeri haid tapi masih bisa ditahan. Rasa nikmatnya hilang timbul. Malemnya makin nikmat aja tuh perut, sampai tidur nggak bisa nyenyak ( biasanya nyenyak, asli! ). Jumat dini hari kebangun, langsung ngabarin Mas Ulil uri nampyon perkembangannya saat itu juga, dan beliau habis subuh langsung meluncur ke Pekalongan menghampiriku ( saat itu kita lagi Long Distance Marriage  Pekalongan – Semarang ). Uuunch, so sweet!

Jum’at pagi sampai malam masih aman aja tuh perut, tapi pas mau tidur, beuh.. makin nikmat alhamdulillah. Akhirnya saya hitung nikmat itu pake aplikasi contractions. Tapi syukur masih aman, belum di suruh ke puskesmas. Oh iya, saya memutuskan untuk melahirkan di puskesmas, karena lebih minim intervensi,  bidan serta perawatnya ramah-ramah, biaya juga cucmey di kantong.

SABTU, 10 FEBRUARI 2018

Nah, udah HPL nih. Pas banget udah mulaiada tanda-tanda dari kemarin. Saya udah mulai sedikit tenang, karena nikmat itu sudah datang. Tiap jamnya makin nikmat. Sabar, karena semakin nikmat semakin dekat juga kita untuk bertemu anak bayi.

Sedari pagi sudah prepare apa saja yang musti dibawa ke puskesmas. Akhirnya menjelang ashar kita ke puskesmas. Sampai TKP, saya langsung di VT ( Vaginal Toucher/Pemeriksaan Dalam) untuk mengecek pembukaan. Sudah pembukaan 3. Kata mbakbid ( mbak bidan ), “Kepala sudah masuk panggul tapi masih lama ini, paling besok. Karena anak pertama biasanya gitu.”

Nggak tau kenapa ya setelah di puskesmas, nikmat itu nikmatnya makin makin Ya Allah. Dibikin jalan-jalan sama main gymball udah nggak ngaruh (buat saya), semua latihan nafas dan ilmu-ilmu lain langsung buyar. Isinya mengeluh nikmat; nafas dan perkataan harus dibimbing Mas Ulil karena udah berantakan nggak jelas. Harusnya tetap tenang, rileks dan fokus hanya pada nafas bukan pada ‘nikmatnya’. Tapi saya nggak bisa hoho.

Jam 9 malam di VT lagi masih pembukaan 5. Nikmatnya udah nggak karuan. Ditambah kebelet poop pake banget. Kebetulan saya belum poop 2 hari juga, jadi agak malu ya ntar kalo pas mengejan, poop-nya ikut keluar. Saya minta ijin poop sama mbakbid tapi nggak boleh, katanya nggak boleh mengejan sebelum pembukaan 10 lengkap. Bhaique!

MINGGU, 11 FEBRUARI 2018

Jam 2 dini hari dicek VT lagi ( sumpah ya nggak suka ), pembukaan 7. Yuk dikit lagi nak. Tapi mamak udah nggak kuat. Ngomong udah mulai ngelantur dari udah nggak kuat, sampe minta maaf ke Ibu, Suami, dan adik-adik. Bapak nggak berani masuk ruangan. Rasanya nikmat banget. Joss.

Lalu Ibu saya,

“Lha gimana, rujuk ke rumah sakit po?”

Langsung semangat saya mencuat kembali pas denger kata ‘rumah sakit’. Sepanjang malam nggak tidur dan nggak berhenti ngoceh. Asli, buibu hamil kasur sebelah pada diem-diem bae ngerasain nikmatnya, saya dan Mas Ulil ngoceh terus sambil duduk atau berdiri. Saya ngocehnya kata-kata negatif. Mas Ulil langsung menutupi ocehan saya dengan kata-kata positif bak Mario Teguh.

Hari itu puskesmas ruang bersalin lagi rame-ramenya sampai saya sedikit terlupakan. Akhirnya cek VT lagi jam 6, udah pembukaan 10 lengkap cuy! Tapi saya ijin mau poop dulu sama mbakbid, karena nggak mau lahiran keluar poop juga.

Akhirnya mbakbid mengijinkan saya poop dengan posisi.... tiduran miring ke kiri. Dan mbakbid duduk dibelakang saya sambil nungguin poopku meluncur. YaAllah nggak tega. Mbakbid ini sungguh bidadari dunia.

Rasa ingin poop pun tiba, akhirnya aku mengejan biar poop keluar...

“NNNGGGKKKKKK....”

“Pppyyyooookkkkk!!”

Jam 06.50 pagi ketubanku malah yang pecah, dan poop tak kunjung keluar. Langsung deh saya dieksekusi, dikasih intruksi cara mengejan dan nafas. Kalau mau doa atau sholawat dalam hati saja. Pokoknya mengejan nggak pake suara.

“NNNGGGKKKKKK....”

“Yak bagus mbak, terus terus... baguuuuss...”

“NNNGGGKKKKKK....”

“Yak mbak bagus. Pak kepala sudah keluar nih mau liat nggak?”

“NNNGGGKKKKKK....”

“Alhamdulillaaaaaah...”

Puk puk.

“OEEEEKKK OOEEEEKKK...”

Dalam hati, “Hah, udah, gitu doang w lahiran?”

Alhamdulillahirabbil’alamiin jam 07.00 anak bayi telah lahir ke dunia dengan sehat selamat lengkap. Alhamdulillah.

Jadi melahirkan itu sakit nggak? Enggak. Percaya deh. Enggak sakit, ya cuma gitu doang. Ngeden ngeden, keluar. Tapi, kontraksinya YA ALLAH super duper mega hyper nikmaaaaaaaattt!

Proses melahirkan setiap orang itu beda-beda, unik. Persalinan anak pertama sama anak kedua saja bisa beda. Yang terpenting adalah usaha kita bagaimana membuat proses itu menjadi lebih mudah. Knowledge is power. Kalau udah punya knowledge nya, langsung dipraktekan setiap hari.

Beda kasus kalau kita punya sedikit masalah yang membuat kita tidak bisa melakukan persalinan alami. Tak apa, perjuangannya sama aja. Kita masih tetap jadi seorang ibu. Yang terpenting selama prosesnya si Ibu tetap tenang dan ikhlas, anak bayi juga lahir sehat selamat sempurna.

Semangat buibu!
Semoga yang menunggu lahiran, dimudahkan segala prosesnya.
Semoga yang belum, disegerakan.

Aamiin.

Xoxo,
Lulu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar